![]() |
| Photo Saat Kunjungan |
Oleh : Try Kastriandana
Rencana yang di gagas satu bulan lalu akhirnya
terlaksana pada akhir pekan lalu. Padahal beberapa minggu sebelumnya ada rasa
harap-harap cemas menantikan konfirmasi kepastian jadwal kunjungan edukasi ke
Kantor Tribun Sumsel di Jalan Alamsyah Prawira Negara.
Program edukasi merupakan kegiatan rutin
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ikhlasiyah Palembang. Tribun sumsel adalah pilihan
kelas 6 Kairo dalam kunjungan ini. Kenapa ke Tribun Sumsel? Kami mengharapkan
ada edukasi baru yang di dapat setelah berkunjung ke sana.
Hari itu pun tiba Sabtu, 23 November 2013.
Antusias siswa kelas 6 sangat tinggi. Terbukti sejak pagi, mereka sudah
memenuhi sekolah dengan seragam yang telah disepakati bersama.
Saya pun bertambah semangat mendampingi
generasi penerus bangsa ini. Sebelum berangkat kesana anak anak di beri
pengarahan oleh kepala MI Ikhalisyah, Yusrimarina, SE, M.Pd.
Setelah menunggu hampir setengah jam, bus sateran
kami pun tiba di sekolah. Kami semua yang berangkat teridir dari 48 siswa dan 4
guru pendamping.
Karena hanya satu bus disewa, anak anak ada
yang terpaksa berdiri. Meski demikian, tak terdengar rasa mengeluh dari mulut
mereka.
Perjalanan kami tempuh selama setengah jam
untuk sampai di tujuan. Di gedung empat lantai itu, kami disambut hangat oleh
kak Lovi, beliau adalah pegawai bagian Marketing Tribun Sumsel.
"Saya yang cari iklan" kata kak Lovi
mengawali perkenalan.
Tak menunggu laman, kami semua diajak ke ruang
pertemuan kalau dalam bahasa kerennya "meeting room".
Di sana sudah ada 2 kakak cewek cantik dan 2
kakak cowok gendut menunggu. Namun, mereka berempat enggan mengenalkan dirinya
kepada kami.
Kak Lovi pun memulai acara. Dia mengajak kami
berdiskusi selagi menunggu pembicara yang ditugaskan membimbing kami.
Suasana akrab, santai, dan bersahabat terasa di
ruangan tak terlalu besar itu. Dengan sedikit malu-malu, Ayu, siswa kelas 6
Yordan memberanikan diri bertanya.
"Kenapa nama koran ini Tribun Sumsel?"
Ujarnya penasaran.
Kak Lovi pun menjawab "Jika adik-adik
nonton bola, pasti yang ditanya mau tribun sebelah mana? Utara, Selatan,
Barat, atau timur? Artinya bahwa pimpinan perusahaan menginginkan perusahaan
itu selalu berada di atas," ujarnya.
Kenapa Sumsel, karena koran tersebut
diterbitkan untuk orang Sumatera Selatan yang terdiri dari 15 kabupaten/kota.
Sesi diskusi pun berlanjut sampai ada seorang
cowok yang datang. Tanpa basa-basi, kakak itu pun mengenalkan dirinya. Ternyata
dia Prawira Maulana, redaktur di Tribun Sumsel.
Wira, sapaan akrabnya, menjelaskan mengenai
Tribun Sumsel. Mulai dari sejarah Tribun Sumsel hingga visi dari Tribun Sumsel
sebagai "the biggest in south sumatra in 2014", artinya adalah
menjadi yang terbesar di Sumatera Selatan di tahun 2014.
Kak wira pun melanjutkan diskusi, ia mengatakan
bahwa pencari berita bekerja di media massa, tapi ada juga pencari berita yang
tidak bekerja di media massa. Sering disebut "WTS" tidak lain
singkatan dari wartawan tanpa surat kabar.
Wartawan itulah yang sering meminta pungutan
liar ke sekolah-sekolah. Di tengah diskusi, Kak Wira memancing siswa bertanya
dengan imbalan diberi hadiah.
Dengan antusias siswa mengungkapkan pertanyaan.
Erika, siswa kelas 6 Kairo menanyakan, apa beda majalah dengan koran kak.
Kak Wira menepati janjinya memberikan hadiah
yang disambut Erika dengan muka sumeringah.
Ternyata Kak Wira tidak menjawab pertanyaan
itu, dia malah melempar pertanyaan itu ke siswa lain yang berani menjawab.
Tarisa menjawab "kalau majalah itu ada
ceritanya kak, kalau koran tidak ada" ujarnya yakin.
"Sipp," ujar kak Wira menilai jawaban
yang bagus. Tarisa pun mendapat hadiah dari kak Wira.
Diskusi berlanjut sampai pada akhirnya kak Wira
memberikan pertanyaan terakhir kepada seluruh siswa. "Coba dik, ada yang
tahu apa sebutan lain dari wartawan?"
Suasana hening sejenak, sampai akhirnya Lisa
dari kelas 6 Kairo memberanikan diri menunjuk tangan dan menjawab.
"Reporter" ujar Lisa sekenanya.
Jawaban Lisa langsung direspon oleh kak Wira. "Good job. kasih tepuk
tangan adik adik," ujar kak Wira. Lisa pun tanpa sungkan bergegas
mengambil hadiahnya di depan.
Akhirnya sesi diskusi dan tanya jawab berakhir.
Kami kemudian di ajak ninton film mengenai cara kerja mesin mencetak koran.
Kenapa hanya film? Karena mesin cetak Tribun
Sumsel baru operasional dari pukul 00.00-02.00. Akibatnya, kami tidak bisa
melihat langsung proses pencetakan koran.
Film tersebut kami tonton dengan antusias
karena rasa ingin tahu yang besar. Usai nonton film, kami dibariskan menuju
ruang percetakan. Lalu perwakilan Tribun Sumsel memberikan bingkisan.
Dengan tidak sabarnya, kami langsung menuju ke
ruang percetakan. Kami disambut oleh Pak Wiyono beliau yang bertanggung jawab
atas percetakan di sana.
Pak Wiyono menjelaskan detail cara kerja mesin
sampai keluar koran walaupun mesin tidak dihidupkan. Setelah dijelaskan, kami
diajak keliling ruangan sampai akhirnya kami keluar dari ruangan itu.
Perjalanan kami di Tribun Sumsel berakhir
dengan ditandai pemberian cindera mata dari sekolah ke pihak Tribun Sumsel. Tak
lupa, kami foto-foto sebagai kenang-kenangan.
Sambil menunggu bus jemputan, siswa-siswa
menghabiskan bekal yang telah dibawa. Cukup lama kami menunggu bus, hampir satu
jam.
Ketika bus tiba, siswa-siswa berlarian masuk ke
dalam. Sampai di sekolah kami tak lupa absensi dan berpamitan dengan guru
lainnya.
Itulah cerita kami ke Tribun Sumsel. Banyak
pengalaman dan ilmu baru yang kami dapatkan di sana. Terima kasih kepada Tribun
Sumsel, guru wali kelas 6 ibu Try Kastriandana,S.Si.,S.Pd dan ibu Rizka
Anggraini,S.Pd serta kepala madrasah kami ibu Yusrimarina,SE.,M.Pd dan ibu guru
kami Nindi Yuliati,S.Pd.
Sampai jumpa :)

Top deh...
BalasHapus