Minggu, 24 November 2013

Peroleh Banyak Pengetahuan dari Kunjungan ke Tribun Sum-Sel


Photo Saat Kunjungan

Oleh : Try Kastriandana

Rencana yang di gagas satu bulan lalu akhirnya terlaksana pada akhir pekan lalu. Padahal beberapa minggu sebelumnya ada rasa harap-harap cemas menantikan konfirmasi kepastian jadwal kunjungan edukasi ke Kantor Tribun Sumsel di Jalan Alamsyah Prawira Negara.

Program edukasi merupakan kegiatan rutin Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ikhlasiyah Palembang. Tribun sumsel adalah pilihan kelas 6 Kairo dalam kunjungan ini. Kenapa ke Tribun Sumsel? Kami mengharapkan ada edukasi baru yang di dapat setelah berkunjung ke sana.

Hari itu pun tiba Sabtu, 23 November 2013. Antusias siswa kelas 6 sangat tinggi. Terbukti sejak pagi, mereka sudah memenuhi sekolah dengan seragam yang telah disepakati bersama.

Saya pun bertambah semangat mendampingi generasi penerus bangsa ini. Sebelum berangkat kesana anak anak di beri pengarahan oleh kepala MI Ikhalisyah, Yusrimarina, SE, M.Pd.

Setelah menunggu hampir setengah jam, bus sateran kami pun tiba di sekolah. Kami semua yang berangkat teridir dari 48 siswa dan 4 guru pendamping.

Karena hanya satu bus disewa, anak anak ada yang terpaksa berdiri. Meski demikian, tak terdengar rasa mengeluh dari mulut mereka.

Perjalanan kami tempuh selama setengah jam untuk sampai di tujuan. Di gedung empat lantai itu, kami disambut hangat oleh kak Lovi, beliau adalah pegawai bagian Marketing Tribun Sumsel.

"Saya yang cari iklan" kata kak Lovi mengawali perkenalan.

Tak menunggu laman, kami semua diajak ke ruang pertemuan kalau dalam bahasa kerennya "meeting room".

Di sana sudah ada 2 kakak cewek cantik dan 2 kakak cowok gendut menunggu. Namun, mereka berempat enggan mengenalkan dirinya kepada kami.

Kak Lovi pun memulai acara. Dia mengajak kami berdiskusi selagi menunggu pembicara yang ditugaskan membimbing kami.

Suasana akrab, santai, dan bersahabat terasa di ruangan tak terlalu besar itu. Dengan sedikit malu-malu, Ayu, siswa kelas 6 Yordan memberanikan diri bertanya.

"Kenapa nama koran ini Tribun Sumsel?" Ujarnya penasaran.
Kak Lovi pun menjawab "Jika adik-adik nonton bola, pasti yang ditanya mau tribun sebelah  mana? Utara, Selatan, Barat, atau timur? Artinya bahwa pimpinan perusahaan menginginkan perusahaan itu selalu berada di atas," ujarnya.

Kenapa Sumsel, karena koran tersebut diterbitkan untuk orang Sumatera Selatan yang terdiri dari 15 kabupaten/kota.

Sesi diskusi pun berlanjut sampai ada seorang cowok yang datang. Tanpa basa-basi, kakak itu pun mengenalkan dirinya. Ternyata dia Prawira Maulana, redaktur di Tribun Sumsel.

Wira, sapaan akrabnya, menjelaskan mengenai Tribun Sumsel. Mulai dari sejarah Tribun Sumsel hingga visi dari Tribun Sumsel sebagai "the biggest in south sumatra in 2014", artinya adalah menjadi yang terbesar di Sumatera Selatan di tahun 2014.

Kak wira pun melanjutkan diskusi, ia mengatakan bahwa pencari berita bekerja di media massa, tapi ada juga pencari berita yang tidak bekerja di media massa. Sering disebut "WTS" tidak lain singkatan dari wartawan tanpa surat kabar.

Wartawan itulah yang sering meminta pungutan liar ke sekolah-sekolah. Di tengah diskusi, Kak Wira memancing siswa bertanya dengan imbalan diberi hadiah.

Dengan antusias siswa mengungkapkan pertanyaan. Erika, siswa kelas 6 Kairo menanyakan, apa beda majalah dengan koran kak.

Kak Wira menepati janjinya memberikan hadiah yang disambut Erika dengan muka sumeringah.

Ternyata Kak Wira tidak menjawab pertanyaan itu, dia malah melempar pertanyaan itu ke siswa lain yang berani menjawab.

Tarisa menjawab "kalau majalah itu ada ceritanya kak, kalau koran tidak ada" ujarnya yakin.

"Sipp," ujar kak Wira menilai jawaban yang bagus. Tarisa pun mendapat hadiah dari kak Wira.

Diskusi berlanjut sampai pada akhirnya kak Wira memberikan pertanyaan terakhir kepada seluruh siswa. "Coba dik, ada yang tahu apa sebutan lain dari wartawan?"

Suasana hening sejenak, sampai akhirnya Lisa dari kelas 6 Kairo memberanikan diri menunjuk tangan dan menjawab.

"Reporter" ujar Lisa sekenanya. Jawaban Lisa langsung direspon oleh kak Wira. "Good job. kasih tepuk tangan adik adik," ujar kak Wira. Lisa pun tanpa sungkan bergegas mengambil hadiahnya di depan.

Akhirnya sesi diskusi dan tanya jawab berakhir. Kami kemudian di ajak ninton film mengenai cara kerja mesin mencetak koran.

Kenapa hanya film? Karena mesin cetak Tribun Sumsel baru operasional dari pukul 00.00-02.00. Akibatnya, kami tidak bisa melihat langsung proses pencetakan koran.

Film tersebut kami tonton dengan antusias karena rasa ingin tahu yang besar. Usai nonton film, kami dibariskan menuju ruang percetakan. Lalu perwakilan Tribun Sumsel memberikan bingkisan.

Dengan tidak sabarnya, kami langsung menuju ke ruang percetakan. Kami disambut oleh Pak Wiyono beliau yang bertanggung jawab atas percetakan di sana.

Pak Wiyono menjelaskan detail cara kerja mesin sampai keluar koran walaupun mesin tidak dihidupkan. Setelah dijelaskan, kami diajak keliling ruangan sampai akhirnya kami keluar dari ruangan itu.

Perjalanan kami di Tribun Sumsel berakhir dengan ditandai pemberian cindera mata dari sekolah ke pihak Tribun Sumsel. Tak lupa, kami foto-foto sebagai kenang-kenangan.

Sambil menunggu bus jemputan, siswa-siswa menghabiskan bekal yang telah dibawa. Cukup lama kami menunggu bus, hampir satu jam.
Ketika bus tiba, siswa-siswa berlarian masuk ke dalam. Sampai di sekolah kami tak lupa absensi dan berpamitan dengan guru lainnya.

Itulah cerita kami ke Tribun Sumsel. Banyak pengalaman dan ilmu baru yang kami dapatkan di sana. Terima kasih kepada Tribun Sumsel, guru wali kelas 6 ibu Try Kastriandana,S.Si.,S.Pd dan ibu Rizka Anggraini,S.Pd serta kepala madrasah kami ibu Yusrimarina,SE.,M.Pd dan ibu guru kami Nindi Yuliati,S.Pd.

Sampai jumpa :)



1 komentar: